Jakarta - Masih perlukah subsidi BBM? Itu pertanyaan yang timbul saat ini, karena subsidi BBM ratusan triliun, sebanyak 77% justru dinikmati orang yang tak berhak, bahkan banyak diselundupkan.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan, dana ratusan triliun rupiah yang 'dibakar' untuk BBM subsidi dan tidak tepat sasaran ini harusnya bisa direlokasi untuk membangun infrastruktur.
"Kita tidak ingin masyarakat yang seharusnya tidak memakai subsidi itu memakai subsidi. Itu kita ingin supaya ditata lebih
baik karena yang bisa direalokasi ke tujuan-tujuan yang lebih berkualitas itu manfaatnya banyak sekali," kata Agus saat ditemui di kediamannya, Jakarta, Kamis (20/9/2012).
Dikatakan Agus, saat ini masih banyak daerah-daerah yang kondisi infrastrukturnya rusak parah sehingga kesulitan untuk membawa hasil bumi dan pertaniannya ke kota. Sedangkan BBM subsidi ini malah dinikmati oleh pihak-pihak yang tidak tepat.
"Bayangkan kalau BBM subsidi Rp 216 triliun tinggi sekali, sedangkan tahun 2013 untuk infrastruktur saja Rp 195 triliun," cetus Agus Marto.
Dalam nota keuangan RAPBN 2013, pemerintah menetapkan besaran subsidi BBM jenis tertentu, LPG tabung 3 kg dan LGV 2013 yang mencapai Rp 193,8 triliun. Sebanyak 46 juta KL BBM subsidi disiapkan pemerintah tahun depan. Jumlahnya bukan menurun malah naik dan menggerus anggaran pemerintah, padahal tidak tepat sasaran.
Anggaran subsidi BBM ini juga bisa dipastikan bakal naik dari anggaran awal, karena kondisinya seperti itu tiap tahun. Di tahun ini saja dari anggaran awal Rp 137,4 triliun, subsidi BBM bakal melonjak sampai Rp 216 triliun.
Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto kemarin mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.
Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.
"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.
Sebelumnya, menurut laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.
Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.
Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.
"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka", kata Jero.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar