Surabaya - Tangannya yang mungil berkali-kali mengusap kedua matanya. Seringkali balita berusia 3,5 tahun itu menangis saat mengusap benjolan matanya yang basah oleh nanah atau darah.
Balita bernama Irsyadul Ibad (3,5), anak kedua pasangan Rosyid (38) dan Rosyida (36) ini diduga menderita tumor mata kucing. Penyakit warga asal Desa Bile Porarebeh Kecamatan Lenteng, Sumenep itu berawal dari 2 tahun lalu.
Menurut Rosyid, saat itu seekor kucing menggigit tangan putranya yang masih berumur 18 bulan.
"Entah mungkin karena itu, tak lama kemudian mata kanan Irsyad berwarna kuning, seperti mata kucing. Kata dokter ada kelainan mata kucing," kata Rosyid kepada wartawan, Rabu (12/9/2012).
Rosyid yang tiap hari bekerja sebagai kuli bangunan sempat membawa putranya ke Pamekasan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Dokter yang memeriksa anaknya agar dibawa ke Surabaya. Tapi karena tak ada biaya, perintah dokter tersebut tidak dilakukan Rosyid.
"Uang darimana, wong bisa makan tiap hari saja sudah bersyukur. Kami pun hanya bisa menunggu dan berharap," ujarnya.
Hingga akhirnya, kondisi Irsyad terus memburuk. Bahkan mata kanan Irsyad yang membengkak besar tiba-tiba meletus. Balita itupun tidak bisa melihat karena benjolan besar menutupi matanya. Sang ayah pun membawa Irsyad ke spesialis mata dengan bantuan dari kerabat dan dermawan yang merasa ibah.
"Hingga akhirnya, Irsyad dibawa ke Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM) yang merujuk Irsyad ke RSU dr Soetomo tapi ditolak, karena Irsyad hanya membawa Jamkesmas atas nama ibu saya (nenek Irsyad-res)," imbuh Rosyid.
Rosyid pun akhirnya mengurus surat pernyataan miskin dari kepala desa. Kini Rosyid, bersama istri dan anaknya kontrak rumah di Dharmawangsa II no 24 Surabaya, untuk mendampingi anaknya untuk dirawat di rumah sakit.
"Sekarang meski sudah agak membaik, tapi masih belum total sembuh. Bahkan 10 hari lalu mata kirinya bengkak membentuk benjolan seperti mata kanan sebelumnya. Sekarang ya tidak bisa melihat," tandasnya.
waishamdalah.com
selamat membaca
Jumat, 21 September 2012
Lagi, Sapi Aneh Tanpa Kelamin dan Anus Lahir di Sumenep
foto : sapi tak berkelamin |
"Saya tidak punya firasat apa-apa sebelumnya. Cuma setelah lahir saya terkejut melihat, kok tidak ada anusnya dan kelaminnya tidak ada," kata Kholik, pemilik sapi kepada wartawan, Jumat (14/9/2012).
Anak sapi tersebut merupakan anak kedua. Anak sapi yang pertama jantan dan kondisinya normal-normal. Justru anak sapi yang kedau ini tidak ada alat kelamin dan anus. Pemilik sapi pun bingung dengan kondisi peliharaannya. Untuk membawa ke dokter hewan pun tidak ada biaya.
"Mau saya bawa ke dokter takut mahal biayanya saya tidak punya uang," jelasnya.
Sementara Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Sumenep, Kamarul Alam mengatakan pihaknya belum bisa berbuat apa-apa soalnya belum ada laporan. Namun kemungkinan sapi tersebut bisa dibuatkan anus.
Sapi tersebut diduga mengalami gangguan saat proses pembuahan antara sperma dengan sel telur itu tidak sempurna sehingga menyebabkan demikian.
"Itu hanya kelainan faktor genetik aja dan kemungkinan besar bisa dibuatkan anus bisa melalui bedah," jelas Kamarul.
Bupati Pamekasan Deg-degan Saat Tahu Ada Bom di Bawah Kursinya
peledakan bom oleh tim elit Gegana |
Meski bom sudah berhasil diledakkan, namun bupati masih terlihat gemetar dan keringat dingin membasahi dahinya.
"Benar saya tidak mengetahui jika kursi yang saya tempati berdampingan dengan pak Kapolres ternyata disisipi bom beneran. Beruntung, pasukan elit Gegana berhasil mengambil bom itu dan diledakkan di tengah lapangan pendopo," kata Khalilurrahman.
Kejadian peledakan bom sebenarnya merupakan rangkaian acara gelar pasukan "Operasi Mantap Praja Ronggosukowati 2013" di lapangan Pendopo Bupati Ronggosukowati, Rabu (19/9/2012). Namun bupati tidak mengetahui jika kursi yang tengah diduduki di bawahnya ada sebuah bom yang akan digunakan simulasi Pam Pilkada Pamekasan 2013.
"Saat MC mengatakan ada bom di bawah kursi yang saya tempati, saya sempat berbisik kepada pak Kapolres dan menanyakan kebenaran perkataan MC itu. Ternyata pak Kapolres membenarkan. Kontan saja saya deg-degan dan berdoa semoga simulasi ini berjalan aman," sambung Khalilurrahman.
Penjelasan Khalilurrahman yang akan maju kembali dalam pemilihan bupati tanggal 9 Januari 2013 itu, membuat Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman tersenyum.
"Saya sih maklum jika pak bupati sempat deg-degan. Soalnya beliau benar-benar tidak diberitahu sejak acara simulasi dimulai. Kalau saya sudah tahu jika ada bom simulasi di bawah kursi sebelah yang saya duduki. Termasuk satu bom lagi di bawah podium tempat saya memberi sambutan tadi," terang Nanang.
Ledakan bom yang begitu keras itu memancing beragam komentar dari sejumlah warga kota Pamekasan yang ikut menonton acara simulasi Pam Pilkada.
"Waduh, bagaimana seandainya bom itu meledak beneran sebelum diambil pasukan Gegana. Pak bupati bisa tewas, termasuk semua undangan yang duduk di sebelah Pak bupati. Untung saja, tim Gegana sangat profesional," urai Saiful Bahri, sembari bertepuk tangan salut bagi tim Gegana.
Tim Gegana yang mensimulasikan pengambilan bom dan kemudian meledakkannya itu, dipimpin langsung Kompol Doddy, yang menjabat Kaden Gegana Satbrimob Polda Jatim. Begitu lima orang anggota Gegana memasuki tenda tempat duduk bupati dan anggota Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) Pamekasan, terlihat hati-hati.
Dua orang anggota Gegana mengapit bupati, seorang masuk ke lorong kursi dan mengambil bom, sedangkan dua orang lainnya berusaha menenangkan tamu undangan. Tidak sampai lima menit, bom yang ditempatkan dalam sebuah kopor warna hitam berhasil diamankan dalam kantong penahan ledakan. Bom lalu dimasukkan dalam tong besar di belakang mobil Baracuda.
Penonton, termasuk bupati dan tamu undangan tidak mengira jika bom itu kemudian meledak dengan suara yang memekakkan telinga. "Duaarrrr....," suara bom sampai menggetarkan suara megaphone di pojok lapangan.
Kapolres AKBP Nanang Chadarusman, menjelaskan, pihaknya menyiapkan seribu orang polisi untuk mengamankan seluruh tahapan Pilkada Pamekasan 2013. Tak hanya anggota Polres Pamekasan saja, kekuatan personel pengamanan juga ditambah dari Polres Gresik dan Polres Sumenep.
"Termasuk pasukan Satbrimob Polda Jatim," terang Nanang.
Untuk membiayai operasional Pam Pilkada Pamekasan, Nanang menyatakan telah menerima anggaran Rp 2,7 M dari APBD Pamekasan.
Polisi Masih Buru 4 Provokator Rusuh Sampang
foto : detik.com |
Hal ini ditegaskan oleh Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Hilman Thayib. Buntut kerusuhan di Dusun Nangkernang Desa Karanggayam Kecamatan Omben, Sampang masih menyisakan 4 target lagi yang belum ditangkap polisi.
"Masih ada empat lagi target operasi polisi. Mereka warga Omben," kata Kombes Pol Hilman Thayib di Mapolda Jatim, Jumat (21/9/2012).
Mereka ini, lanjut Hilman, diduga kuat menjadi orang yang memukuli Hamamah sebelum tewas di lokasi kerusuhan. Empat orang ini terus dalam pengejaran polisi. Kepada wartawan, Hilman juga mengatakan, empat tersangka ini berinisial MS, MH, Z dan H.
"Mereka adalah MS, MH, Z dan H yang diduga memukuli Hamamah. Kemudian tersangka Hadiri menyabet Hamamah dengan clurit hingga tewas di lokasi," singkat Hilman.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan Sampang pecah pada Mingu (26/8/2012). Dalam kasus yang diduga dipicu persoalan pribadi dan wanita ini mengakibatkan dua orang korban tewas, tujuh orang terluka dan 37 rumah ludes terbakar.
Polisi telah menetapkan Rois yang merupakan adik Tajul Muluk pemimpin kelompok Syiah Sampang sebagai tersangka provokator. Rois dijerat dengan pasal 170 tentang pengeroyokan, Junto pasal 556 tentang upaya membantu dan menyuruh terjadinya tindak kekerasan dan kejahatan, pasal 334 tentang merampas kemerdekaan orang lain dan pasal 338 tentang pembunuhan. (copy righ detik.com)
Mayat Dalam Tong Gemparkan Warga Jombang
Mayat di dalam tong warna biru. detik.com |
Kasubag Humas Polres Jombang AKP Sugeng Widodo mengatakan, mayat itu pertamakali ditemukan warga setempat saat hendak ke sawah. Awalnya, warga curiga karena tong tersebut berbau busuk dan tak biasa mengapung di saluran irigasi itu.
Setelah didekati warga, ternyata dalam tong itu terdapat sosok mayat laki-laki dengan kondisi membusuk dan tangannya terikat. Warga kemudian melapor ke perangkat desa sebelum akhirnya polisi datang ke lokasi.
Setelah datang ke lokasi, mayat segera dievakuasi polisi yang dibantu warga. Mayat itu, akhirnya dibawa ke RSUD Jombang untuk diotopsi. Sementara beberapa barang bukti, seperti sebuah tong, sarung bermotif kota-kotak, juga diamankan ke Polres Jombang.
"Barang buktinya sudah dibawa. Sekarang tinggal menunggu hasil otopsi saja, apakah korban dibunuh ataukah mati dengan cara lain," ujarnya saat dihubungi detiksurabaya.com.
Widodo juga memastikan, warga desa setempat tak ada yang mengenali korban ini. Warga setempat, memastikan tak ada yang kehilangan anggota keluarganya.
"Siapa saja yang kehilangan anggota keluarganya, langsung melapor ke polisi. Kita masih menunggu hasil otopsi," pungkasnya. (copy righ detik.com)
Ini Identitas 2 Terduga Teroris yang Ditangkap di Solo
foto : detik.com |
"Iya benar (ditangkap) 2 orang laki-laki, Rudi dan Fadri," kata Ansyaad saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (22/9/2012).
Rudi dan Fadri, lanjut Ansyaad, merupakan kawan. Keduanya pun ditangkap di tempat yang berbeda.
"Rudi ditangkap dekat Solo Square sekitar pukul 23.24 WIB. Fadri ditangkap di dekat rumahnya jam 05.30 WIB di Solo," ucap Ansyaad.
Ansyaad belum merinci barang bukti hasil penangkapan dua terduga teroris tersebut, "Untuk rinciannya nanti, masih dikembangkan," ujarnya.(copy righ detik.com)
Langganan:
Postingan (Atom)